Asal Mula Nama Danau Mawang



     Danau Mawang,  terletak di kelurahan Romang Lompoa, kec. Bontomarannu, Gowa, yang terkenal sebagai salah satu obyek wisata di Gowa, ternyata menyimpan kisah yang melegenda.
Di balik keindahan dan kepopuleran obyek wisata alam ini, ternyata danau Mawang telah menjadi saksi bisu tentang  ketinggian ilmu tiga ulama besar yang ada di Sulawesi Selatan pada zamannya. Banyak kisah tentang danau Mawang dan para wali, antara lain kisah Dato Paggentungan, Lo’mo Ri Antang dan Syekh Yusuf  yang pernah memancing bareng di danau itu. berikut hasil penelusuran wartawan Mitos ;
Suatu hari, I Dato Paggentungang mendengar kabar tentang banyaknya ikan di danau Mawang. Dato yang hobby memancing pun berangkat ke danau Mawang bersama  Lo’mo Ri Antang. Waktu itu Syekh Yusuf  yang masih berumur 16 tahun, juga ikut serta. Sementara Mereka asyik memancing, tiba-tiba turun hujan yang sangat deras. Mungkin karena merasa dingin akibat terpaan hujan, Dato Paggentungang ingin merokok, tapi ketiganya tak ada yang membawa korek api. Maka Dato meminta Lo’mo Ri Antang mencari api di rumah kebun yang tak jauh dari tempat mereka memancing.
Sesampainya di rumah kebun itu, ternyata Lo’mo tak menemukan api. Akhirnya Lo’mo kembali tanpa membawa api. Kemudian mereka melanjutkan memancing.
Dengan ilmu yang dimiliki oleh Dato Paggentungang, dia membiarkan rokoknya terkena hujan yang mengalir dari capingnya (atau saraung - tutup kepala yang terbuat dari anyaman daun nipa)).  Ajaibnya, rokok itupun terbakar. Kejadian tersebut disaksikan oleh Lo’mo Ri Antang dan Syekh Yusuf.  Lo’mo  malu minta api kepada Dato, yang merupakan kakaknya dalam hal spiritual keagamaan. Lo’mo memilih menunggu petir menyambar untuk menyulut rokoknya. Pada saat petir menyambar, Lo’mo kemudian membakar rokok pada cahaya petir tersebut, lalu diam-diam melanjutkan memancing tanpa menyadari lirikan Syekh Yusuf  yang sedari tadi memperhatikannya.
Begitu juga dengan Syekh Yusuf yang ingin merokok tapi segan meminta api rokok kepada kedua gurunya tersebut. Maka Syekh Yusuf pun menyimpan pancingnya dan berjalan di atas tingkasa (pematang) danau. Selanjutnya, Syekh Yusuf  menenggelamkan tangannya yang sudah memegang rokok kedalam air sebatas pangkal lengan. Beberapa saat kemudian dia menarik tangannya dari dalam air, maka terlihatlah ujung rokok Syekh Yusuf  terbakar api dan tidak basah sedikitpun. Kedua gurunya menyaksikan kejadian tersebut dengan tersenyum bangga kepada Syekh Yusuf yang telah dapat menyempurnakan ilmu hakiki yang diberikan oleh kedua ulama besar itu. Ilmu hakiki itu meliputi unsur air yang dibawa oleh tetesan air hujan dan digabung oleh jilatan petir yang membawa unsur api, yang dapat dikendalikan oleh khalifah alam, yaitu manusia atas kehendak Allah Swt.

Pendapat

    Banyak pendapat mengenai kisah diatas, yang periwayatannya sama tetapi penekanan maknanya yang berbeda.  Ada beberapa pendapat  mengatakan, ketiga wali tersebut satu perguruan dan apa yang mereka lakukan di danau Mawang, adalah pertarungan kehebatan ilmu, dan pemenangnya adalah Syekh Yusuf. Persoalannya ialah, bila ketiganya satu perguruan, maka siapa yang menjadi guru atas ketiganya ?  
H. Djamaluddin Paramma Dg. Djaga, cucu dari Syekh Yusuf dari istrinya Dg. Nisanga, kepada Wartawan MITOS membeberkan fakta, bahwa Syekh Yusuf pada kejadian di danau Mawang itu masih berumur 16 tahun. Sedang Lo’mo Ri Antang  berumur 50 tahun dan Dato Paggentungang lebih tua lagi. Umur 18 tahun Syekh Yusuf  berangkat ke Banten meninggalkan Makassar dan tak pernah kembali. “Jadi menurut fakta yang saya dapatkan, Lo’mo  dan Dato saat itu sedang menyempurnakan ilmu Syekh Yusuf. Kejadian itu bukan pertarungan ilmu, tetapi pembelajaran ilmu hakiki yang diberikan oleh Dato Paggentungan dan Lomo Ri Antang” urai Dg. Djaga sembari menyodorkan buku-buku karyanya tentang Syekh Yusuf.
Dari kejadian tersebut diatas, timbullah perkataan yang mengatakan Ammawang Ngasengmi Pa’ngissenganna (muncul semuami ilmunya)  dan dari kata Ammawang (terapung) maka danau tempat mereka memancing itulah kemudian disebut danau Mawang.
Danau Mawang dulunya tidak seluas sekarang. Dulunya hanya merupakan sebuah rawa tempat memancing sempit, sebelum didatangi ketiga wali tersebut. Inilah salah satu versi tentang asal mula penamaan danau Mawang, selain beberapa versi lain tentang asal-mula nama Danau Mawang.  


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar